Sahabat remaja masa kini, kepala
rumah tangga adalah seorang pria. Pria berkewajiban untuk mencari nafkah
keluarga dan memimpin bahtera rumah tangga. Fungsi wanita dalam rumah tangga
adalah pemanis dan pembuat harmonis rumah tangga serta melayani suami. Namun sering
kita jumpai dalam realita kehidupan justru wanita yang mencari nafkah bahkan
mengatur rumah tangga. Saat ini terjadi, biasanya wanita akan dominan dalam
rumah tangga. Seakan pria sudah tidak relevan lagi untuk mengatur rumah tangga.
Lalu siapa yang harus mengalah? Berikut ulasannya
Pria tetap harus dominan
Jika fungsi pria dalam rumah tangga
mulai menurun, biasanya wanita akan lebih dominan dan pria akan lebih penurut. Apakah
itu pantas? Sebenarnya tidak. Tugas pria adalah mencari nafkah dan mengurus
keluarga. Kalau semuanya istri yang mengurus akan berantakan bahkan sering
terjadi pertengkaran. Kasus seperti ini sering terjadi karena beberapa faktor. Yang
paling sering adalah gaji suami lebih kecil dari gaji istri, suami anak ke 3
dan istri anak pertama, istri egois dll. Bagaimanapun juga suami adalah kepala
rumah tangga. Apapun dan bagaimanapun sifat istri, suami harus tetap dominan. Jika
tidak, suami akan kehilangan fungsi nya dalam rumah tangga.
Wanita harus menuruti suami
Bagaimanapun juga, suami adalah
kepala rumah tangga yang harus di turuti oleh anggota keluarga. Namun jika
suami salah, maka wajib bagi istri untuk mengingatkan tanpa mengambil alih
peran suami sebagai kepala rumah tangga. Namu dalam beberapa bulan ini santer
terdengar istilah “wanita selalu benar”. Tolong jangan jadikan istilah tersebut
sebagai pembenaran atas semua kelakuan wanita. Dalam hukum rumah tangga sama
sekali tidak berlaku.
Apakah wanita harus selalu
mengalah?
Tentu saja tidak. Bahkan setelah
menikah anda tetap memiliki privasi. Badan anda tetap milik anda dan dosa anda
tetap tanggungan anda. Istri harus tau kapan waktunya mengalah dan kapan
waktunya memberikan pembenaran. Bahtera pernikahan layaknya kapal. Istri sebagai
layar dan suami sebagai pemegang kemudi. Istri harus tahu kapan layar di
kembangkan dan kapan di tutup, tergantung angin yang menghantam. Jadi saya
sangat tidak setuju jika wanita selalu mengalah. Tugas wanita melayani
kebutuhan suami dan tugas suami melayani kebutuhan keluarga. Lalu dimana
sangkut paut nya antara mengalah dan melayani suami? Tentu tidak ada. Layani suami
dengan iklas, maka tidak akan ada yang harus mengalah dan dikalahkan.
Jadi siapa yang harus mengalah? Jawaban
nya tidak ada. Karena dalam hubungan keluarga tidak mengenal kata mengalah. Semua
yang dilakukan adalah untuk kebaikan keluarganya.
0 comments: